Setelah mencatat bahwa kasusnya masih tertunda, kantor kejaksaan mengatakan akan terus berupaya mengatasi keluhan para korban dan menjawab pertanyaan mereka.
“Yang membuat peran kami sebagai jaksa sulit adalah kewajiban kami untuk menyeimbangkan kepentingan keadilan bagi para korban sekaligus memastikan bahwa hukumannya adil dan pantas bagi para pelaku,” kata kantor tersebut. “Sayangnya, kami sering mengalami perbedaan sudut pandang dalam masalah ini. Dalam semua kasus, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menyelesaikan kasus kami secara adil, menyeimbangkan keinginan korban, melindungi keselamatan publik, dan apa yang kami yakini sebagai pertanggungjawaban yang pantas bagi para pelaku yang terlibat.”
Juru bicara Pengadilan Tinggi San Francisco Ann E. Donlan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para korban, pembela saksi atau jaksa wilayah dapat memberi tahu pengadilan tentang segala kekhawatiran tentang proses hukum.
Donlan menambahkan bahwa berdasarkan kode etik peradilan negara, “seorang hakim tidak boleh memberikan komentar publik apa pun tentang proses hukum yang sedang berlangsung atau akan segera disidangkan di pengadilan mana pun.”
Pasangan tersebut, yang menggambarkan diri mereka sebagai Demokrat dan “cukup progresif,” mengatakan bahwa mereka berbicara karena mereka yakin masyarakat perlu mengetahui bagaimana San Francisco menerapkan undang-undang peradilan anak, terutama terhadap pelaku kejahatan yang akan segera menjadi dewasa secara hukum.
“Jika masyarakat tahu apa yang terjadi di balik pintu yang sengaja ditutup, dalam sidang tertutup, mereka tentu akan marah,” kata Curt.